Jumat, 26 Februari 2010 | 22:24 WIB
TIMIKA, KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia diminta memberi perhatian khusus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) orang Papua, terutama suku-suku yang ada di sekitar tambang.
"Saya minta Freeport tolong memperhatikan peningkatan kualitas SDM orang Papua sebab hampir semua suku asli yang ada di sekitar tambang belum terlalu merasakan hal ini," kata Anggota DPD Provinsi Papua Barat, Mervin Sadipun Komber, di Timika, Jumat (26/2/2010).
Ia mengatakan, kehadiran Freeport selama lebih dari 40 tahun menambang mineral tembaga dan emas di Tembagapura, Mimika, Papua belum maksimal memberikan peningkatan SDM suku-suku yang ada di sekitar tambang.
"Saya mau tanya berapa banyak orang Amungme dan Kamoro yang jadi doktor, yang disekolahkan Freeport. Saya kira penting sekali Freeport memberdayakan pemuda-pemuda Papua agar mereka tidak menjadi penonton di negeri mereka sendiri," tutur Komber yang asli berasal dari Fakfak Papua Barat itu.
Menurut dia, semua komponen di Papua terutama Mimika seperti Freeport, Pemda dan gereja harus bersama-sama serius memperhatikan pengembangan SDM mengingat kualitas hidup warga setempat masih tertinggal jauh dibanding dengan daerah lain.
"Kita tidak bisa salahkan siapa-siapa dengan kondisi yang terjadi selama ini. Pemda, gereja, lembaga adat, Freeport harus bergandengan tangan," imbau Komber.
PT Freeport Indonesia melalui Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) selama kurun waktu 13 tahun terakhir sejak 1997 memberikan dana beasiswa untuk para pelajar tujuh suku yang ada di sekitar tambang.
Sekretaris Eksekutif LPMAK, John Nakiaya mengatakan sudah ribuan pelajar dan mahasiswa asal tujuh suku di Mimika yang dibiayai dari dana kemitraan PT Freeport.
Selain beasiswa, LPMAK membangun fasilitas gedung sekolah, asrama, dukungan operasional guru-guru di Mimika dan lainnya dari dana kemitraan yang diberikan PT Freeport.
"Saya minta Freeport tolong memperhatikan peningkatan kualitas SDM orang Papua sebab hampir semua suku asli yang ada di sekitar tambang belum terlalu merasakan hal ini," kata Anggota DPD Provinsi Papua Barat, Mervin Sadipun Komber, di Timika, Jumat (26/2/2010).
Ia mengatakan, kehadiran Freeport selama lebih dari 40 tahun menambang mineral tembaga dan emas di Tembagapura, Mimika, Papua belum maksimal memberikan peningkatan SDM suku-suku yang ada di sekitar tambang.
"Saya mau tanya berapa banyak orang Amungme dan Kamoro yang jadi doktor, yang disekolahkan Freeport. Saya kira penting sekali Freeport memberdayakan pemuda-pemuda Papua agar mereka tidak menjadi penonton di negeri mereka sendiri," tutur Komber yang asli berasal dari Fakfak Papua Barat itu.
Menurut dia, semua komponen di Papua terutama Mimika seperti Freeport, Pemda dan gereja harus bersama-sama serius memperhatikan pengembangan SDM mengingat kualitas hidup warga setempat masih tertinggal jauh dibanding dengan daerah lain.
"Kita tidak bisa salahkan siapa-siapa dengan kondisi yang terjadi selama ini. Pemda, gereja, lembaga adat, Freeport harus bergandengan tangan," imbau Komber.
PT Freeport Indonesia melalui Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) selama kurun waktu 13 tahun terakhir sejak 1997 memberikan dana beasiswa untuk para pelajar tujuh suku yang ada di sekitar tambang.
Sekretaris Eksekutif LPMAK, John Nakiaya mengatakan sudah ribuan pelajar dan mahasiswa asal tujuh suku di Mimika yang dibiayai dari dana kemitraan PT Freeport.
Selain beasiswa, LPMAK membangun fasilitas gedung sekolah, asrama, dukungan operasional guru-guru di Mimika dan lainnya dari dana kemitraan yang diberikan PT Freeport.
Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2010/02/26/22241230/Freeport.Diminta.Memberi.Perhatian.SDM.Papua