Selasa, 19 Januari 2010

PEMUDA PAPUA HARUS PAHAM SEJARAH BANGUN KARAKTER

Jayapura, 28/10 (Antara/FINROLL News) - Pemuda Papua harus bisa memahami dan memaknai sejarah nasional dalam rangka membangun karakter masyarakat yang berkualitas sebagai modal pembangunan.

"Pemahaman sejarah ini terutama yang berkaitan dengan kondisi Tanah Papua sejak masa perjuangan melawan penjajah, jaman kemerdekaan dan ketika Irian Barat menjadi bagian integral dari Indonesia," ujar tokoh masyarakat yang juga mantan pejuang Trikora, Andreas Soenarto di Jayapura, Rabu.

Selanjutnya dia mengatakan, sebagian besar masyarakat, terutama generasi muda dan para pejabat pemerintah belum memahami dan memaknai sejarah Papua secara komprehensif sehingga karakter untuk mengabdi, membangun dan berkorban dalam membangun Papua kurang terbentuk dangan baik.

Padahal, dalam perjalanan sejarah nasional Indonesia ketika melawan Belanda, Papua pernah dijadikan tempat pembuangan tahanan politik pada saat itu.

Salah satu tempat pengasingan yang cukup terkenal adalah Boven Digoel, yang sejak 2002 menjadi kabupaten dengan Ibu Kota Tanah Merah. Letaknya di sebelah utara Kabupaten Merauke dan berbatasan dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG) di sebelah timur.

Diantara tokoh-tokoh pergerakan yang pernah dibuang ke Boven Digoel adalah Sayuti Melik, Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.

"Justru dari tempat tahanan inilah lahir para pejuang nasional yang semakin memperkuat barisan perjuangan Indonesia," kata Soenarto yang di tahun 1977 menerima Satya Lencana Pepera sebagai penghargaan atas keaktivannya dalam melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Papua tahun 1969.

Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa secara historis Papua telah terlibat dalam sejarah nasional Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia, perjuangan dilanjutkan untuk mempertahankan Irian Barat sebagai satu kesatuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dengan perjuangan Tri Komando Rakyat (Trikora), Irian Barat dinyatakan masuk ke Indonesia terhitung 1 Mei 1963.

Pemahaman sejarah ini dapat diakomodir melalui program pendidikan baik formal maupun informal untuk membentuk masyarakat Papua yang berkarakter pejuang.

Dia menegaskan, dengan status Otonomi Khusus (Otsus) yang telah diatur dalam UU No.21/2001 dan aparat yang cukup kompeten serta anggaran daerah yang menunjang hinggga mencapai trilyunan rupiah, seharusnya Papua dapat lebih cepat membangun sehingga dapat bersaing dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Selain itu, sumberdaya alam yang melimpah menjadi modal berharga bagi provinsi paling timur Indonesia ini dalam membangun daerah, lanjutnya.

Sumber : http://news.id.finroll.com/news/14-berita-terkini/160788-pemuda-papua-harus-paham-sejarah-bangun-karakter.html

1 komentar:

  1. mana kontent yang secara spesifik menyebutkan karakter yang sesungguhnya?

    BalasHapus